πŸ“ˆ Apa Itu RSI?

Yuk kenalan sama indikator RSI — si kecil gesit yang bisa bantu kamu tahu kapan harga “kelelahan”. πŸ˜„

RSI itu singkatan dari Relative Strength Index. Tapi tenang, kamu gak perlu jadi profesor buat ngerti ini.

Simpelnya:

RSI itu alat bantu buat ngukur seberapa kuat tekanan beli atau jual dalam market.


πŸ’‘ Fungsi Utama RSI:

RSI bantu kamu lihat:

  • Kapan harga udah terlalu tinggi (overbought) → siap-siap turun

  • Kapan harga udah terlalu rendah (oversold) → siap-siap naik


πŸ”’ Cara Bacanya Gampang:


RSI punya skala dari 0 sampai 100, tapi yang paling penting cuma:

  • Di atas 70 → harga dianggap overbought → potensi TURUN

  • Di bawah 30 → harga dianggap oversold → potensi NAIK

    Jadi RSI ini semacam "detektor capek" buat market.

    Kalau market udah terlalu banyak BUY, dia bilang: “Eh, udah capek nih, siap-siap koreksi ya.”


πŸ‘€ Contoh Gaya Bacanya:

  • RSI 85 → harga udah naik tinggi banget → kemungkinan bakal koreksi → cari SELL

  • RSI 20 → harga udah turun dalam banget → bisa-bisa mantul → cari BUY

Tapi jangan asal hajar juga ya… kadang RSI bisa "nempel" di atas 70 atau di bawah 30 kalau market lagi trend kuat.
Makanya, gabungin juga sama candlestick pattern atau trendline biar makin mantap.


🎯 Cocok Buat Siapa?

  • Scalper? Oke

  • Swing trader? Mantap

  • Trader galau yang butuh sinyal? Sangat membantu πŸ˜„

 

πŸ’€Indikator yang paling cocok digabungin sama Pivot Point

Indikator Pivot Point udah kayak peta jalan, nah biar makin akurat dan gak nyasar, kamu bisa gabungkan dengan beberapa indikator “penunjuk arah” lainnya.

πŸ”₯ 1. RSI (Relative Strength Index)

Fungsinya: ngasih tahu apakah harga udah jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold)

Kombonya:

  • Harga di dekat S1 dan RSI oversold → peluang mantul naik (BUY)

  • Harga di dekat R1 dan RSI overbought → peluang mantul turun (SELL)

🧠 Cocok buat konfirmasi reversal di level pivot.


πŸ”₯ 2. Moving Average (MA/EMA)

Fungsinya: bantu lihat arah trend

Kombonya:

  • Kalau harga di atas EMA 50 dan di atas Pivot → sinyal BUY

  • Kalau harga di bawah EMA 50 dan di bawah Pivot → sinyal SELL

🧠 Cocok buat bantu filter arah, biar kamu nggak lawan arus.


πŸ”₯ 3. Candlestick Pattern

Fungsinya: baca psikologi pasar lewat bentuk candle (misalnya doji, hammer, engulfing)

Kombonya:

  • Muncul pola hammer di dekat S1 → sinyal mantul naik

  • Muncul pola shooting star di dekat R1 → sinyal bakal turun

🧠 Cocok buat entry point lebih presisi.


πŸ”₯ 4. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Fungsinya: bantu lihat momentum & potensi pembalikan arah

Kombonya:

  • MACD cross up + harga di atas Pivot → sinyal kuat BUY

  • MACD cross down + harga di bawah Pivot → sinyal kuat SELL

🧠 Cocok buat tambahan konfirmasi arah trend.


πŸ”₯ 5. Volume

Fungsinya: lihat kekuatan pergerakan harga

Kombonya:

  • Harga tembus R1 + volume besar → breakout valid

  • Harga tembus S1 tapi volume kecil → bisa jadi fakeout

🧠 Cocok buat bantu validasi breakout dari pivot level.


🎯 Rekomendasi Combo Simpel buat Pemula:

Pivot Point + RSI + Candlestick Pattern
→ ringan, mudah dibaca, dan cukup akurat buat keputusan cepat.

 

✍️ Cara menggunakan indikator pivot point

Oke, bro/sis! πŸ˜„ Sekarang kita bahas cara pakai indikator Pivot Point di TradingView. Santai aja, kayak lagi ngobrol sambil ngopi ☕. Gak perlu pusing, karena ini gampang banget!

1. Buka TradingView

  • Masuk ke tradingview.com

  • Pilih chart pasangan yang kamu mau (misalnya EUR/USD)


2. Buka Menu Indikator

  • Klik ikon “Fx” di atas chart (ikon ini buat nambah indikator)

  • Ketik di kolom pencarian: Pivot Point Standard

    Pilih yang namanya Pivot Point Standard (bawaan dari TradingView)


3. Tinggal Klik, dan Muncul Garis-Garis Sakti

Begitu kamu klik, langsung muncul deh:

  • Garis tengah: Pivot (P)

  • Garis atas: R1, R2, R3 (Resisten)

  • Garis bawah: S1, S2, S3 (Support)

Garis-garis ini bakal nuntun kamu lihat potensi harga mantul atau tembus.


4. Atur Setting Sesuai Gaya Trading Kamu

Klik ikon ⚙️ (setting) di indikatornya buat atur:

  • Timeframe pivot: daily, weekly, atau monthly

    • Scalper → pakai daily

    • Swing trader → cocok weekly

  • Tipe perhitungan: Standard, Fibonacci, Woodie, dll
    Paling umum sih pakai Standard aja dulu.


5. Cara Bacanya Gimana?

  • Harga di atas garis P → cenderung naik → cari peluang BUY

  • Harga di bawah garis P → cenderung turun → cari peluang SELL

Kalau harga deket:

  • R1 / R2 → waspada bisa mantul turun

  • S1 / S2 → siap-siap bisa mantul naik

πŸ“Œ Tapi inget ya: jangan cuma andalin pivot point doang, kombinasikan juga sama price action atau indikator lain kayak RSI/EMA.


✍️ Contoh Gampang:

Harga EUR/USD sekarang deket garis S1.

  • Kalau muncul candle doji atau hammer → sinyal harga bakal mantul naik → BUY

  • Tapi kalau candle kuat jebol ke bawah → harga bisa lanjut turun → SELL setelah break support

 

☕ Apa Itu Pivot Point?

Yuk kita bahas apa itu indikator Pivot Point dengan gaya santai dan mudah dipahami, biar kamu nggak bingung lagi pas lihat garis-garis aneh di chart πŸ˜„


πŸ“ Apa Itu Pivot Point?

Pivot Point itu kayak GPS-nya harga. Dia bantu kamu lihat:

“Harga kira-kira bakal naik sampai mana, dan turun sampai mana.”

Pivot Point biasanya dipakai buat cari:

  • Titik balik harga (reversal)

  • Level support dan resisten otomatis

Singkatnya, Pivot Point = alat bantu prediksi arah market, terutama buat trader harian (day trader) dan scalper.


⚙️ Cara Kerja Pivot Point

Pivot Point utama (ditulis “P”) dihitung dari:

(High + Low + Close) / 3

Nah, dari angka ini, akan muncul level-level lain:

  • R1, R2, R3 = Resisten (titik harga bisa mantul turun)

  • S1, S2, S3 = Support (titik harga bisa mantul naik)

Jadi, kelihatan deh:

  • Kalau harga naik tembus R1 → bisa lanjut ke R2

  • Kalau turun tembus S1 → bisa lanjut ke S2


🎯 Kenapa Pivot Point Keren?

  • Gampang dipakai (nggak perlu mikir rumit)

  • Banyak dipakai trader profesional

  • Bisa bantu ambil keputusan cepat, apalagi pas market lagi rame


πŸ‘€ Contoh Gaya Pakai Pivot Point:

Misalnya:

  • Harga sekarang di atas garis “P” → berarti kecenderungan naik

  • Harga sekarang di bawah “P” → berarti kecenderungan turun

Kalau harga lagi deket R1, kamu bisa siap-siap:

  • SELL kalau kelihatan tanda-tanda mantul

  • Tapi BUY kalau harga nembus kuat (breakout)


πŸ“Œ Catatan:

  • Cocok banget buat scalping & day trading

  • Sebaiknya digabung dengan indikator lain (misalnya RSI atau candlestick pattern) biar sinyalnya makin mantap


πŸ“ Apa itu Support dan Resisten?

Oke, yuk kita bahas cara menentukan support dan resisten dalam trading 

πŸ“ Apa itu Support dan Resisten?

🟒 Support = “Lantai harga”

Tempat di mana harga sering mantul naik. Artinya, pembeli banyak nongkrong di situ. Kalau harga turun sampai support, biasanya ditahan dan naik lagi.

πŸ”΄ Resisten = “Plafon harga”

Tempat di mana harga sering mantul turun. Di situ banyak penjual, jadi harga susah naik lebih tinggi dan dipukul balik turun.



🎯 Cara Menentukan Support dan Resisten

1. Lihat Area Harga yang Sering Dimentokin

Cek chart, cari:

  • Titik di mana harga berkali-kali mentok naik → itu resisten

  • Titik di mana harga berkali-kali mentok turun → itu support

🧠 Ingat: Support & resisten itu area, bukan garis super tipis.


2. Gunakan Timeframe Lebih Besar

Coba cek chart di H1, H4, atau Daily.
Semakin sering harga mantul di level itu, semakin kuat support/resistennya.


3. Tarik Garis Horizontal

Gunakan tool horizontal line di platform trading (misalnya di MT4 atau TradingView).
Tarik garis di titik:

  • Puncak-puncak sebelumnya = resisten

  • Lembah-lembah sebelumnya = support


4. Gunakan Body Candle, Bukan Cuma Ekor

Jangan cuma lihat ujung ekornya doang. Kadang lebih akurat pakai body candle tempat harga bener-bener ditutup.


5. Bisa Bantu Pakai Indikator

Contohnya:

  • Pivot Point: otomatis kasih level S/R

  • Moving Average (MA): MA sering berfungsi sebagai support/resisten dinamis


πŸ§ͺ Contoh Simpel:

Misalnya di chart EUR/USD:

  • Harga 3 kali gagal tembus di 1.1000 → berarti resisten kuat

  • Harga 2 kali mantul di 1.0900 → berarti support kuat


✍️ Tips Jitu:

  • Semakin sering harga mantul di situ, makin valid levelnya

  • Support bisa jadi resisten kalau tembus (dan sebaliknya)

  • Jangan terlalu banyak garis — nanti kamu malah bingung sendiri πŸ˜…

 

πŸ“Š Macam-Macam Bentuk Market

Oke, kita bahas yuk macam-macam bentuk market dalam trading  biar kamu makin paham kapan harus gas dan kapan harus ngerem 😎

1. πŸš€ Trending Market (Naik atau Turun Terus)

Ini market yang jalannya jelas, kayak orang lagi semangat nyari cuan. Ada dua jenis:

Uptrend (Bullish): Harga naik terus, bikin higher high & higher low

Cocok buat cari posisi BUY

 ➕ Gunakan indikator kayak EMA, trendline, atau Fibonacci 

Downtrend (Bearish): Harga turun terus, bikin lower high & lower low

Cocok buat cari posisi SELL

🧠 Kuncinya: Ikut arah tren, jangan lawan!


2. πŸ›️ Sideways Market (Tidur Siang Dulu)

Harga jalan datar-datar aja, mantul-mantul di area yang sama.

Kayak market lagi istirahat. Trader bingung, pembeli & penjual imbang.

πŸ“Œ Cocok buat strategi “buy di support, sell di resistance
Tapi hindari pakai strategi trend-following di sini, nanti malah zonk πŸ˜…


3. ⚡ Breakout Market (Nembus Batas)

Market tiba-tiba meledak keluar dari zona sideways atau support/resistance.

Bisa karena news, sentimen kuat, atau volume besar.

πŸ”₯ Cocok buat trader yang suka momen “gas pol”
Tapi hati-hati, kadang muncul breakout palsu (fakeout)


4. 🎒 Volatile Market (Naik Turun Gila)

Market geraknya ekstrim, kayak roller coaster.
Naik tinggi, turun tajam dalam waktu singkat.

⚠️ Cocok buat scalper yang doyan tantangan
Tapi butuh manajemen risiko yang kuat, karena bisa bikin jantung deg-degan πŸ˜…

 

πŸ“Š Macam-Macam Bentuk Candlestick

Yuk kita bahas macam-macam bentuk candlestick yang wajib kamu kenal, biar kamu nggak cuma asal klik buy/sell doang πŸ˜„

1. Doji — Si Galau

Doji itu candlestick yang badannya kecil banget, hampir nggak ada.
Artinya? Market lagi bingung — penjual dan pembeli imbang.

🧠 Catatan: Kalau muncul di puncak atau dasar, bisa jadi tanda pembalikan arah.


2. Marubozu — Si Pede

Candlestick panjang banget dan nggak ada ekor (atau cuma pendek).
Kalau hijau: pembeli dominan banget.
Kalau merah: penjual nguasain pasar.

πŸ’‘ Biasanya muncul saat market lagi trending kuat!


3. Hammer — Si Palu Sakti

Badannya kecil, ekor bawah panjang.
Biasanya muncul di bawah, tandanya harga mau balik naik.

πŸ” Ingat ya: hammer = potensi reversal ke atas.


4. Shooting Star — Si Bintang Jatuh

Kebalikan hammer. Badannya kecil, ekor atas panjang.
Biasanya muncul di atas, tanda harga bisa berbalik turun.

🚨 Hati-hati kalau ini muncul di puncak uptrend!


5. Engulfing — Si Penelan

Ada dua candle: candle kedua "menelan" body candle sebelumnya.

  • Bullish engulfing: sinyal naik

  • Bearish engulfing: sinyal turun

πŸ”₯ Ini sering jadi sinyal reversal yang cukup kuat.


6. Spinning Top — Si Goyang Goyang

Badannya kecil, tapi punya ekor atas & bawah.
Artinya? Pasar lagi ragu-ragu, belum yakin mau ke mana.


7. Morning Star & Evening Star — Trio Keren

Formasi 3 candle:

  • Morning Star: tanda harga mau naik (reversal naik)

  • Evening Star: tanda harga mau turun (reversal turun)

✨ Ini cocok banget buat ngasih konfirmasi arah baru.

 




















πŸŒ€ Apa Itu Market Sideways?

Market sideways itu kondisi saat harga nggak naik, nggak turun, tapi cuma mondar-mandir di situ-situ aja. Jadi, grafiknya nggak nunjukin tren jelas — cuma jalan ke samping kayak uler capek πŸ˜….

Bayangin kamu nonton harga EUR/USD bergerak gini:

πŸ“ˆ 1.1000 → 1.1020 → 1.0990 → 1.1010 → 1.1005
➡️ Ya gitu-gitu aja, muter di situ. Nggak jelas mau ke mana.


 contoh gambar market sideways
πŸ“Š Ciri-Ciri Market Sideways:

  1. Candlestick kecil-kecil

  2. Harga mantul-mantul di area support & resistance sempit

  3. Indikator kayak Moving Average saling silang dan mendatar

  4. RSI biasanya nongkrong di tengah (sekitar 50)


πŸ“‰ Kenapa Sideways Bisa Menjebak?

Karena:

  • Sinyal sering palsu

  • Trader kadang buru-buru buy atau sell, padahal market belum jelas

  • Strategi tren (kayak EMA, trendline) jadi kurang efektif


πŸ€” Lalu, Gimana Trading Saat Sideways?

Kalau kamu tetap mau trading:

  • Pakai strategi range-bound (beli di support, jual di resistance)

  • Hindari breakout palsu

  • Atau... jangan trading dulu, tunggu market bergerak lagi — kadang sabar lebih cuan 😎


🎯 Kesimpulan:

Market sideways = harga cuma jalan ke samping, nggak jelas naik atau turun.Biasanya jadi momen istirahat sebelum harga nentuin arah lagi.

πŸ“Š Apa Itu Strategi 7 Candle?

Strategi 7 Candle adalah salah satu teknik sederhana dalam trading yang banyak digunakan oleh trader harian, terutama di forex. Strategi ini berfokus pada pola pergerakan harga dalam 7 candlestick berturut-turut untuk menentukan arah market dan mengambil keputusan entry.

Berikut penjelasan strategi 7 Candle dengan gaya santai dan mudah dipahami:

πŸ“Š Apa Itu Strategi 7 Candle?

Strategi ini intinya:

Mengamati 7 candle terakhir di chart untuk melihat apakah tren sedang kuat ke satu arah (naik/turun), lalu kita ikut arah itu.

Biasanya strategi ini dipakai di timeframe kecil, seperti M15 (15 menit) atau H1 (1 jam).


πŸ” Cara Kerja Strategi 7 Candle

1. Amati 7 Candle Terakhir

  • Lihat 7 candle berturut-turut.

  • Hitung berapa banyak candle bullish (naik) dan berapa banyak bearish (turun).

2. Tentukan Dominasi Arah

  • Kalau dari 7 candle itu 5 atau lebih berwarna sama (misalnya 5 bullish), berarti ada kecenderungan tren naik.

  • Kalau 5 atau lebih candle berwarna merah (bearish), berarti tren turun.

3. Cari Entry

  • Tunggu konfirmasi tambahan (misalnya candle ke-8 mengikuti arah mayoritas).

  • BUY jika mayoritas candle naik (dan candle ke-8 konfirmasi naik juga)

  • SELL jika mayoritas candle turun (dan candle ke-8 konfirmasi turun juga)

4. Gunakan Stop Loss & Take Profit

  • SL bisa kamu tempatkan beberapa pips di bawah/atas candle terakhir

  • TP bisa disesuaikan dengan rasio risk:reward minimal 1:1 atau 1:2


πŸ“Œ Contoh Gampang:

Misalnya kamu lihat chart M15 dan:

Candle keBentuk
1Bullish ✅
2Bullish ✅
3Bullish ✅
4Bearish ❌
5Bullish ✅
6Bullish ✅
7Bullish ✅

✅ Kelebihan:

  • Sederhana & gampang dipraktikkan

  • Bisa dipakai di berbagai pair dan timeframe kecil

  • Cocok untuk scalping atau intraday

⚠️ Kekurangan:

  • Tidak cocok di market sideways

  • Perlu dikombinasikan dengan indikator lain (misalnya EMA, RSI) biar sinyalnya lebih valid

 

✋ Jadi, akun Standard di Exness itu termasuk Market Maker, ya?

Yup, akun Standard di Exness itu modelnya mirip broker market maker. Artinya, saat kamu buka posisi buy atau sell, bisa jadi lawannya bukan langsung “pasar besar” alias bank atau institusi, tapi ditangani dulu di dalam sistem Exness.

Tapi tenang dulu...

Exness ini bukan sembarang market maker. Mereka pakai sistem hybrid, jadi kadang order kamu:

  • Dieksekusi internal (market maker style)

  • Disalurkan ke pasar sebenarnya (lewat liquidity provider), tergantung situasi pasar dan volumenya


πŸ” Kenapa mereka bikin akun model begini?

Karena:

  • Spread-nya bisa lebih stabil

  • Tanpa komisi

  • Eksekusinya cepat, cocok buat pemula atau yang pakai modal kecil

Jadi ini semacam “jalur cepat” buat trader pemula belajar dulu, tanpa terlalu ribet mikirin struktur pasar yang kompleks.


🚨 Tapi... ada kekurangannya?

Karena sistemnya bisa market maker, ada kemungkinan:

  • Order kamu ditangani langsung oleh broker (bukan pasar)

  • Kalau broker nakal, bisa terjadi konflik kepentingan

Tapi Exness sendiri punya reputasi baik dan udah lama berdiri, jadi selama kamu pakai money management yang aman, akun Standard ini aman-aman aja buat belajar dan mulai trading kecil-kecilan.


πŸ’‘ Apakah Exness Broker ECN ?

Exness bukan 100% broker ECN, tapi mereka menyediakan jenis akun dengan kondisi mirip ECN, tergantung jenis akun yang kamu pilih.

πŸ’‘ Penjelasan Singkat:

ECN (Electronic Communication Network) adalah sistem yang menghubungkan trader langsung ke pasar antarbank (liquidity provider), tanpa intervensi dealer (no dealing desk). Biasanya, ECN broker menawarkan:

  • Spread sangat rendah

  • Komisi per transaksi

  • Eksekusi cepat & transparan


πŸ” Bagaimana dengan Exness?

Akun Mirip ECN:

  1. Raw Spread

    • Spread bisa mulai dari 0.0 pip

    • Ada komisi per lot (mirip broker ECN)

    • Cocok untuk scalping dan strategi cepat

  2. Zero Account

    • Spread nol pip di banyak pasangan mata uang

    • Komisi bervariasi tergantung pair


 

πŸ“Š Indikator Trading yang Sering Dipakai Trader

Indikator itu ibarat “alat bantu ngintip” pergerakan pasar. Nggak wajib, tapi kalau dipakai dengan bijak, bisa bantu kamu ambil keputusan lebih akurat. Nah, ini dia daftar indikator yang populer:

1. πŸ“‰ Moving Average (MA, EMA, SMA)

Fungsi: Melihat arah tren pasar secara halus.

  • SMA (Simple MA): Rata-rata harga dalam periode tertentu.

  • EMA (Exponential MA): Lebih sensitif, cocok buat deteksi tren lebih cepat.

Contoh: EMA 50 dan EMA 200 sering dipakai buat strategi Golden Cross & Death Cross.


2. πŸ“ˆ Relative Strength Index (RSI)

Fungsi: Menunjukkan apakah pasar overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).

  • RSI di atas 70 = overbought (harga mungkin turun)

  • RSI di bawah 30 = oversold (harga mungkin naik)

Cocok buat: Strategi reversal


3. πŸŒ€ MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Fungsi: Mengukur kekuatan dan arah tren.

  • Ada dua garis (MACD Line & Signal Line)

  • Kalau saling silang = sinyal beli atau jual

  • Plus histogram buat lihat momentum


4. πŸ”» Bollinger Bands

Fungsi: Menunjukkan volatilitas pasar.

  • Terdiri dari 3 garis: garis tengah (MA), dan dua pita atas & bawah

  • Kalau harga keluar dari pita = sinyal breakout atau pembalikan


5. πŸ“¦ Volume

Fungsi: Mengukur banyaknya transaksi (aktivitas pasar).

  • Volume naik = ada minat kuat

  • Cocok dipakai bareng dengan breakout strategy


6. 🧭 Stochastic Oscillator

Fungsi: Mirip RSI, tapi lebih sensitif.

  • Dipakai buat cari sinyal overbought dan oversold

  • Bagus buat scalping dan swing trading


7. 🧱 Support & Resistance (Manual atau Otomatis)

Fungsi: Bantu lihat level penting tempat harga sering mantul.

  • Bukan indikator “resmi”, tapi banyak dipakai karena efektif

  • Bisa dikombinasikan dengan semua indikator lainnya


8. πŸ“ Fibonacci Retracement

Fungsi: Cari area potensi pantulan harga.

  • Angka-angka seperti 38.2%, 50%, dan 61.8% sering jadi area entry/exit

  • Cocok buat trader teknikal

 

🎯 Gaya-Gaya Trading Forex: Kamu Termasuk yang Mana?

Dalam dunia trading forex, ada banyak cara buat "bermain di pasar". Nah, gaya trading itu ibarat kepribadian kamu di dunia trading — ada yang sabar, ada yang agresif, ada juga yang nggak mau ribet. Yuk, kenalan sama macam-macam gaya trading biar kamu bisa nemuin yang cocok!


πŸ‡ 1. Scalping: Si Kilat di Dunia Forex

Scalper itu ibarat ninja — masuk pasar, ambil poin kecil, langsung kabur. Gaya ini fokus ambil profit tipis-tipis dalam waktu sangat singkat, kadang cuma hitungan menit.

Ciri-ciri Scalper:

  • Trading cepat dan sering (bisa puluhan kali sehari!)

  • Butuh fokus tinggi dan mata tajam

  • Cocok buat yang tahan duduk depan layar terus

Kelebihan: Profit bisa cepat terkumpul
Kekurangan: Capek mental dan butuh koneksi serta eksekusi super cepat


πŸ₯ 2. Day Trading: Masuk Pagi, Keluar Sore

Day trader buka posisi dan nutup di hari yang sama. Nggak pernah bawa posisi “nginap”. Ini gaya yang cukup aktif tapi nggak se-intens scalping.

Ciri-ciri Day Trader:

  • Suka analisis teknikal

  • Trading harian, tapi masih sempat ngopi

  • Nggak suka posisi ngendap semalaman

Kelebihan: Risiko lebih terkontrol, tidur nyenyak
Kekurangan: Tetap butuh waktu dan perhatian dalam sehari


πŸ•°️ 3. Swing Trading: Si Penunggu Momentum

Swing trader itu tipe yang sabar. Mereka nunggu momen besar dan tahan posisi dari beberapa hari sampai mingguan. Cocok buat yang punya kesabaran tinggi (dan kuota sabar lebih dari cukup πŸ˜„).

Ciri-ciri Swing Trader:

  • Nggak terburu-buru ambil posisi

  • Suka lihat tren jangka menengah

  • Cocok buat yang nggak punya waktu mantengin chart terus

Kelebihan: Nggak ribet, bisa disambi kerja lain
Kekurangan: Harus tahan godaan dan butuh modal mental saat floating


🐒 4. Position Trading: Investor Rasa Trader

Ini gaya paling slow dan kalem. Posisi bisa ditahan berbulan-bulan, bahkan tahunan. Fokusnya ke analisis fundamental dan tren besar.

Ciri-ciri Position Trader:

  • Visioner, kayak dukun pasar

  • Nggak peduli fluktuasi kecil

  • Sering dianggap “ngilang” padahal lagi hold posisi πŸ˜†

Kelebihan: Profit bisa besar dari tren jangka panjang
Kekurangan: Butuh modal lebih gede dan analisis mendalam

✍️ Penutup

Trading itu kayak milih gaya hidup — nggak ada yang paling benar, yang penting cocok buat kamu. Jangan ikut-ikutan orang kalau belum kenal karakter diri sendiri. Mau jadi scalper atau swinger, semua sah-sah aja... asal jangan jadi trader PHP (Profit Harapan Palsu). πŸ˜…

Kalau kamu belum tahu cocoknya di mana, coba aja satu per satu di akun demo dulu. Nggak usah buru-buru — pasar nggak akan ke mana-mana.

 

Hati-Hati! Ini Bahaya Trading di Broker Market Maker

Kalau kamu baru terjun ke dunia forex, pasti sering dengar istilah "Market Maker". Kelihatannya keren, ya? Tapi tunggu dulu — di balik nama yang kelihatan profesional itu, ada beberapa risiko yang perlu kamu tahu.


πŸ€” Apa Itu Broker Market Maker?

Singkatnya, broker Market Maker adalah broker yang membuat pasarnya sendiri. Mereka nggak nyambungin order kamu ke pasar sesungguhnya (interbank), tapi malah jadi lawan transaksi kamu. Misalnya, kamu klik "Buy", ya mereka yang handle posisi "Sell"-nya. Dan sebaliknya.

Kok bisa begitu? Karena mereka "membentuk" harga sendiri berdasarkan pergerakan pasar global, tapi nggak benar-benar masuk ke dalamnya.


🚨 Kenapa Bisa Bahaya?

1. Konflik Kepentingan

Bayangin ini: kamu trading buat untung, tapi broker juga bisa untung kalau kamu rugi. Gimana tuh? Karena mereka lawan transaksi kamu, mereka bakal senang kalau posisi kamu kena stop loss. 😬

2. Harga Bisa Dimanipulasi

Nggak semua, tapi ada broker nakal yang mainin harga sendiri. Kadang bisa muncul lonjakan harga (spike) aneh, padahal di market global nggak ada pergerakan signifikan.

3. Eksekusi Order Bisa Nggak Adil

Kamu mungkin pernah ngalamin: klik buy/sell, tapi harga tiba-tiba loncat (requote) atau order nggak langsung masuk. Nah, itu sering terjadi di broker Market Maker yang server-nya "diatur" biar untung terus.

4. Trading Lawan Sistem, Bukan Lawan Pasar

Alih-alih ngelawan kondisi pasar sebenarnya, kamu malah trading melawan "mesin" atau sistem broker itu sendiri. Jadi meskipun kamu jago analisis, bisa aja tetap kalah kalau sistemnya condong ke pihak broker.


😬 Tapi Nggak Semua Market Maker Itu Jahat

Betul! Nggak semua Market Maker main curang. Ada juga yang fair dan transparan. Mereka biasanya kasih akun mikro untuk pemula dengan modal kecil, spread tetap, dan proses cepat.

Tapi tetap aja: kalau kamu pengin serius di dunia forex, lebih baik pilih broker STP atau ECN yang lebih terbuka dan profesional.


✅ Tips Buat Kamu

  • Selalu cek regulasi broker sebelum daftar. Cari yang teregulasi di negara kredibel (misalnya ASIC, FCA, CySEC).

  • Jangan mudah tergiur bonus gede atau spread super kecil — bisa jadi itu umpan.

  • Kalau ragu, coba dulu akun demo atau akun cent-nya, lihat gimana performa server dan eksekusinya.


✍️ Kesimpulan

Trading di broker Market Maker itu kayak masuk ring tinju, tapi lawannya wasitnya sendiri. Bisa fair, bisa juga berat sebelah. Jadi, sebelum nyemplung lebih dalam, pastikan kamu tahu di mana posisi kamu — jangan sampai main di arena yang sengaja dibuat susah menang.

Jenis-jenis broker Forex

πŸ’Ό Macam-Macam Broker Forex: Kenali yang Cocok Buat Kamu

Sebelum mulai trading, penting banget buat tahu broker itu jenisnya beda-beda. Nggak semua broker bekerja dengan cara yang sama, dan ini bisa ngaruh ke hasil trading kamu juga. Yuk kenalan sama jenis-jenis broker forex!


🏦 1. Broker Market Maker (Dealing Desk)

Broker jenis ini sering disebut sebagai “pembuat pasar”. Artinya, mereka yang jadi lawan transaksi kamu. Kalau kamu open buy, mereka yang jadi pihak sell, dan sebaliknya.

Kelebihan:

  • Spread biasanya tetap.

  • Cocok buat pemula karena bisa mulai dari modal kecil.

Kekurangan:

  • Bisa aja ada konflik kepentingan, karena mereka untung kalau kamu rugi.

Contoh broker: FBS, XM, Instaforex


⚙️ 2. Broker STP (Straight Through Processing)


Broker ini ngirim order kamu langsung ke penyedia likuiditas (bank besar atau institusi). Mereka cuma jadi penghubung, nggak ikut ambil posisi lawan.

Kelebihan:

  • Spread mengambang, bisa kecil.

  • Eksekusi cepat dan transparan.

Contoh broker: Exness, FXTM


🌐 3. Broker ECN (Electronic Communication Network)

Kalau yang ini, kamu beneran “bertemu” langsung di jaringan pasar antarbank. Cocok buat yang pengin transparansi penuh dan biasa trading volume besar.

Kelebihan:

  • Spread super kecil.

  • Likuiditas tinggi.

Kekurangan:

  • Biasanya ada komisi per transaksi.

Contoh broker: IC Markets, Pepperstone, Tickmill


πŸ”„ 4. Broker Hybrid

Nah kalau ini gabungan antara Market Maker dan STP/ECN. Mereka bisa menyalurkan order kamu ke pasar, atau handle sendiri—tergantung situasi dan jenis akun yang kamu pakai.

Contoh broker: Exness, FXOpen


Bagaimana cara trading forex ?

Untuk mulai trading forex, Anda perlu mengikuti beberapa langkah dasar. Berikut ini adalah penjelasan tentang cara melakukan trading forex, serta apa yang digunakan:

Proses Trading Forex: 

1. Pilih Broker Forex

  • Cari broker yang terpercaya, legal, dan teregulasi seperti Exness, FBS, dan IC Markets.
  • Pastikan platformnya mudah digunakan, akun demo, dan spread kecil.

2. Membangun Akun Trading

  • Daftar di situs broker.
  • Verifikasi identitas Anda dengan menggunakan KTP atau paspor.
  • Pilih jenis akun Anda: mikro, standar, atau ECN.

3. Memasang Platform Perdagangan

  • Salah satu yang paling diminati adalah MetaTrader 4 (MT4) dan MetaTrader 5 (MT5).
  • cTrader (bersifat lebih ahli)

4. Deposit Dana

  • Deposit bisa dilakukan lewat transfer bank, e-wallet, atau kripto (tergantung broker).

  • Kamu bisa mulai dengan modal kecil, misalnya $10 atau setara Rp150.000.

5. Analisis Pasar

  • Gunakan analisis teknikal: grafik harga, indikator (contoh: EMA, RSI, MACD).

  • Gunakan analisis fundamental: berita ekonomi, kebijakan bank sentral, data inflasi.

6. Buka Posisi (Open Order)

  • Pilih pair mata uang (contoh: EUR/USD).

  • Tentukan arah: BUY jika prediksi harga naik , SELL jika prediksi harga turun  =

    7. Pantau dan Tutup Posisi

  • Lihat hasil trading secara real-time.

  • Tutup posisi saat target tercapai atau sinyal berubah arah.


Bagaimana cara kerja pasar dan siapa saja pelakunya?

Mata uang diperjualbelikan di pasar global yang disebut pasar forex. Cara kerjanya hampir sama dengan menukar uang di money changer, tetapi dilakukan secara online dan untuk tujuan spekulasi atau lindung nilai (hedging), bukan hanya untuk pergi.


Bagaimana Pasar Forex Bekerja :

1. Perdagangan dilakukan dalam pasangan.


    * Dalam contoh EUR/USD, Anda membeli Euro dan menjual Dolar AS.

    * Jika Anda membeli EUR/USD, Anda mengharapkan Euro meningkat terhadap Dolar.

    * Jika Anda menjual EUR/USD, Anda mengharapkan Euro menurun terhadap Dolar AS.

2. Supply dan demand menentukan harga.

   * Harga Euro akan naik jika banyak orang membeli mereka.

   * Harga turun jika banyak yang menjual.

3. Pasar buka setiap hari dari Senin hingga Jumat selama lima hari kerja.

   *Sesi utamanya terdiri dari Sydney, Tokyo (Asia), London (Eropa), dan New York (Amerika).

   *Ini memungkinkan trader dari seluruh dunia berpartisipasi kapan saja.

4. Proses transaksi dilakukan melalui broker forex.


   *Trader retail, seperti Anda dan saya, membutuhkan broker untuk berfungsi sebagai perantara.

   *Platform yang umum digunakan termasuk MetaTrader 4/5, cTrader, dan sebagainya.

5. Menggunakan laverage


Dengan leverage 1:100, Anda dapat mengontrol posisi senilai $10.000 dengan modal $100.

Karena leverage meningkatkan kemungkinan pergerakan modal, keuntungan/rugi dapat sangat besar. 

















Apa itu trading forex, saham, atau crypto ?

Trading adalah jual beli instrumen keuangan untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari tiga jenis perdagangan yang Anda sebutkan:

1. Trading mata uang asing atau Forex



Jenis mata uang yang diperdagangkan: mata uang seperti EUR/USD dan GBP/JPY.

Tujuan: Menghasilkan keuntungan dari perubahan nilai dua mata uang.

Karakter:

Sangat likuid dan dapat diperdagangkan dari Senin hingga Jumat setiap hari.

Mereka biasanya menggunakan leverage, yang merupakan istilah untuk pinjaman modal dari broker.

tingkat frekuensi sedang hingga tinggi.
 

2. Pasar Saham

Apa yang diperdagangkan: saham perusahaan (seperti saham PT Bank BCA, Apple Inc.).

Tujuan: Mendapatkan keuntungan dari penurunan harga saham atau dividen.

Karakter:

dilakukan di pasar saham, seperti BEI dan NYSE.

Jam perdagangan terbatas (sesuai dengan jam bursa).

Meskipun biasanya digunakan untuk investasi jangka menengah atau panjang, itu juga dapat digunakan untuk trading harian. 

3. Pasar Crypto


Aset digital seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan altcoin lainnya diperdagangkan.

Tujuan:
Menghasilkan keuntungan dari perubahan harga crypto.

Karakter:

Sirkulasi sangat tinggi.

Bisa trading kapan saja, tanpa hari libur.

Karena tidak semua aset kripto memiliki nilai fundamental yang kuat, mereka memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi.

πŸ“ˆ Apa Itu RSI?

Yuk kenalan sama indikator RSI — si kecil gesit yang bisa bantu kamu tahu kapan harga “kelelahan”. πŸ˜„ RSI itu singkatan dari Relative Str...