πŸ“ˆ Apa Itu RSI?

Yuk kenalan sama indikator RSI — si kecil gesit yang bisa bantu kamu tahu kapan harga “kelelahan”. πŸ˜„

RSI itu singkatan dari Relative Strength Index. Tapi tenang, kamu gak perlu jadi profesor buat ngerti ini.

Simpelnya:

RSI itu alat bantu buat ngukur seberapa kuat tekanan beli atau jual dalam market.


πŸ’‘ Fungsi Utama RSI:

RSI bantu kamu lihat:

  • Kapan harga udah terlalu tinggi (overbought) → siap-siap turun

  • Kapan harga udah terlalu rendah (oversold) → siap-siap naik


πŸ”’ Cara Bacanya Gampang:


RSI punya skala dari 0 sampai 100, tapi yang paling penting cuma:

  • Di atas 70 → harga dianggap overbought → potensi TURUN

  • Di bawah 30 → harga dianggap oversold → potensi NAIK

    Jadi RSI ini semacam "detektor capek" buat market.

    Kalau market udah terlalu banyak BUY, dia bilang: “Eh, udah capek nih, siap-siap koreksi ya.”


πŸ‘€ Contoh Gaya Bacanya:

  • RSI 85 → harga udah naik tinggi banget → kemungkinan bakal koreksi → cari SELL

  • RSI 20 → harga udah turun dalam banget → bisa-bisa mantul → cari BUY

Tapi jangan asal hajar juga ya… kadang RSI bisa "nempel" di atas 70 atau di bawah 30 kalau market lagi trend kuat.
Makanya, gabungin juga sama candlestick pattern atau trendline biar makin mantap.


🎯 Cocok Buat Siapa?

  • Scalper? Oke

  • Swing trader? Mantap

  • Trader galau yang butuh sinyal? Sangat membantu πŸ˜„

 

πŸ’€Indikator yang paling cocok digabungin sama Pivot Point

Indikator Pivot Point udah kayak peta jalan, nah biar makin akurat dan gak nyasar, kamu bisa gabungkan dengan beberapa indikator “penunjuk arah” lainnya.

πŸ”₯ 1. RSI (Relative Strength Index)

Fungsinya: ngasih tahu apakah harga udah jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold)

Kombonya:

  • Harga di dekat S1 dan RSI oversold → peluang mantul naik (BUY)

  • Harga di dekat R1 dan RSI overbought → peluang mantul turun (SELL)

🧠 Cocok buat konfirmasi reversal di level pivot.


πŸ”₯ 2. Moving Average (MA/EMA)

Fungsinya: bantu lihat arah trend

Kombonya:

  • Kalau harga di atas EMA 50 dan di atas Pivot → sinyal BUY

  • Kalau harga di bawah EMA 50 dan di bawah Pivot → sinyal SELL

🧠 Cocok buat bantu filter arah, biar kamu nggak lawan arus.


πŸ”₯ 3. Candlestick Pattern

Fungsinya: baca psikologi pasar lewat bentuk candle (misalnya doji, hammer, engulfing)

Kombonya:

  • Muncul pola hammer di dekat S1 → sinyal mantul naik

  • Muncul pola shooting star di dekat R1 → sinyal bakal turun

🧠 Cocok buat entry point lebih presisi.


πŸ”₯ 4. MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Fungsinya: bantu lihat momentum & potensi pembalikan arah

Kombonya:

  • MACD cross up + harga di atas Pivot → sinyal kuat BUY

  • MACD cross down + harga di bawah Pivot → sinyal kuat SELL

🧠 Cocok buat tambahan konfirmasi arah trend.


πŸ”₯ 5. Volume

Fungsinya: lihat kekuatan pergerakan harga

Kombonya:

  • Harga tembus R1 + volume besar → breakout valid

  • Harga tembus S1 tapi volume kecil → bisa jadi fakeout

🧠 Cocok buat bantu validasi breakout dari pivot level.


🎯 Rekomendasi Combo Simpel buat Pemula:

Pivot Point + RSI + Candlestick Pattern
→ ringan, mudah dibaca, dan cukup akurat buat keputusan cepat.

 

✍️ Cara menggunakan indikator pivot point

Oke, bro/sis! πŸ˜„ Sekarang kita bahas cara pakai indikator Pivot Point di TradingView. Santai aja, kayak lagi ngobrol sambil ngopi ☕. Gak perlu pusing, karena ini gampang banget!

1. Buka TradingView

  • Masuk ke tradingview.com

  • Pilih chart pasangan yang kamu mau (misalnya EUR/USD)


2. Buka Menu Indikator

  • Klik ikon “Fx” di atas chart (ikon ini buat nambah indikator)

  • Ketik di kolom pencarian: Pivot Point Standard

    Pilih yang namanya Pivot Point Standard (bawaan dari TradingView)


3. Tinggal Klik, dan Muncul Garis-Garis Sakti

Begitu kamu klik, langsung muncul deh:

  • Garis tengah: Pivot (P)

  • Garis atas: R1, R2, R3 (Resisten)

  • Garis bawah: S1, S2, S3 (Support)

Garis-garis ini bakal nuntun kamu lihat potensi harga mantul atau tembus.


4. Atur Setting Sesuai Gaya Trading Kamu

Klik ikon ⚙️ (setting) di indikatornya buat atur:

  • Timeframe pivot: daily, weekly, atau monthly

    • Scalper → pakai daily

    • Swing trader → cocok weekly

  • Tipe perhitungan: Standard, Fibonacci, Woodie, dll
    Paling umum sih pakai Standard aja dulu.


5. Cara Bacanya Gimana?

  • Harga di atas garis P → cenderung naik → cari peluang BUY

  • Harga di bawah garis P → cenderung turun → cari peluang SELL

Kalau harga deket:

  • R1 / R2 → waspada bisa mantul turun

  • S1 / S2 → siap-siap bisa mantul naik

πŸ“Œ Tapi inget ya: jangan cuma andalin pivot point doang, kombinasikan juga sama price action atau indikator lain kayak RSI/EMA.


✍️ Contoh Gampang:

Harga EUR/USD sekarang deket garis S1.

  • Kalau muncul candle doji atau hammer → sinyal harga bakal mantul naik → BUY

  • Tapi kalau candle kuat jebol ke bawah → harga bisa lanjut turun → SELL setelah break support

 

☕ Apa Itu Pivot Point?

Yuk kita bahas apa itu indikator Pivot Point dengan gaya santai dan mudah dipahami, biar kamu nggak bingung lagi pas lihat garis-garis aneh di chart πŸ˜„


πŸ“ Apa Itu Pivot Point?

Pivot Point itu kayak GPS-nya harga. Dia bantu kamu lihat:

“Harga kira-kira bakal naik sampai mana, dan turun sampai mana.”

Pivot Point biasanya dipakai buat cari:

  • Titik balik harga (reversal)

  • Level support dan resisten otomatis

Singkatnya, Pivot Point = alat bantu prediksi arah market, terutama buat trader harian (day trader) dan scalper.


⚙️ Cara Kerja Pivot Point

Pivot Point utama (ditulis “P”) dihitung dari:

(High + Low + Close) / 3

Nah, dari angka ini, akan muncul level-level lain:

  • R1, R2, R3 = Resisten (titik harga bisa mantul turun)

  • S1, S2, S3 = Support (titik harga bisa mantul naik)

Jadi, kelihatan deh:

  • Kalau harga naik tembus R1 → bisa lanjut ke R2

  • Kalau turun tembus S1 → bisa lanjut ke S2


🎯 Kenapa Pivot Point Keren?

  • Gampang dipakai (nggak perlu mikir rumit)

  • Banyak dipakai trader profesional

  • Bisa bantu ambil keputusan cepat, apalagi pas market lagi rame


πŸ‘€ Contoh Gaya Pakai Pivot Point:

Misalnya:

  • Harga sekarang di atas garis “P” → berarti kecenderungan naik

  • Harga sekarang di bawah “P” → berarti kecenderungan turun

Kalau harga lagi deket R1, kamu bisa siap-siap:

  • SELL kalau kelihatan tanda-tanda mantul

  • Tapi BUY kalau harga nembus kuat (breakout)


πŸ“Œ Catatan:

  • Cocok banget buat scalping & day trading

  • Sebaiknya digabung dengan indikator lain (misalnya RSI atau candlestick pattern) biar sinyalnya makin mantap


πŸ“ Apa itu Support dan Resisten?

Oke, yuk kita bahas cara menentukan support dan resisten dalam trading 

πŸ“ Apa itu Support dan Resisten?

🟒 Support = “Lantai harga”

Tempat di mana harga sering mantul naik. Artinya, pembeli banyak nongkrong di situ. Kalau harga turun sampai support, biasanya ditahan dan naik lagi.

πŸ”΄ Resisten = “Plafon harga”

Tempat di mana harga sering mantul turun. Di situ banyak penjual, jadi harga susah naik lebih tinggi dan dipukul balik turun.



🎯 Cara Menentukan Support dan Resisten

1. Lihat Area Harga yang Sering Dimentokin

Cek chart, cari:

  • Titik di mana harga berkali-kali mentok naik → itu resisten

  • Titik di mana harga berkali-kali mentok turun → itu support

🧠 Ingat: Support & resisten itu area, bukan garis super tipis.


2. Gunakan Timeframe Lebih Besar

Coba cek chart di H1, H4, atau Daily.
Semakin sering harga mantul di level itu, semakin kuat support/resistennya.


3. Tarik Garis Horizontal

Gunakan tool horizontal line di platform trading (misalnya di MT4 atau TradingView).
Tarik garis di titik:

  • Puncak-puncak sebelumnya = resisten

  • Lembah-lembah sebelumnya = support


4. Gunakan Body Candle, Bukan Cuma Ekor

Jangan cuma lihat ujung ekornya doang. Kadang lebih akurat pakai body candle tempat harga bener-bener ditutup.


5. Bisa Bantu Pakai Indikator

Contohnya:

  • Pivot Point: otomatis kasih level S/R

  • Moving Average (MA): MA sering berfungsi sebagai support/resisten dinamis


πŸ§ͺ Contoh Simpel:

Misalnya di chart EUR/USD:

  • Harga 3 kali gagal tembus di 1.1000 → berarti resisten kuat

  • Harga 2 kali mantul di 1.0900 → berarti support kuat


✍️ Tips Jitu:

  • Semakin sering harga mantul di situ, makin valid levelnya

  • Support bisa jadi resisten kalau tembus (dan sebaliknya)

  • Jangan terlalu banyak garis — nanti kamu malah bingung sendiri πŸ˜…

 

πŸ“Š Macam-Macam Bentuk Market

Oke, kita bahas yuk macam-macam bentuk market dalam trading  biar kamu makin paham kapan harus gas dan kapan harus ngerem 😎

1. πŸš€ Trending Market (Naik atau Turun Terus)

Ini market yang jalannya jelas, kayak orang lagi semangat nyari cuan. Ada dua jenis:

Uptrend (Bullish): Harga naik terus, bikin higher high & higher low

Cocok buat cari posisi BUY

 ➕ Gunakan indikator kayak EMA, trendline, atau Fibonacci 

Downtrend (Bearish): Harga turun terus, bikin lower high & lower low

Cocok buat cari posisi SELL

🧠 Kuncinya: Ikut arah tren, jangan lawan!


2. πŸ›️ Sideways Market (Tidur Siang Dulu)

Harga jalan datar-datar aja, mantul-mantul di area yang sama.

Kayak market lagi istirahat. Trader bingung, pembeli & penjual imbang.

πŸ“Œ Cocok buat strategi “buy di support, sell di resistance
Tapi hindari pakai strategi trend-following di sini, nanti malah zonk πŸ˜…


3. ⚡ Breakout Market (Nembus Batas)

Market tiba-tiba meledak keluar dari zona sideways atau support/resistance.

Bisa karena news, sentimen kuat, atau volume besar.

πŸ”₯ Cocok buat trader yang suka momen “gas pol”
Tapi hati-hati, kadang muncul breakout palsu (fakeout)


4. 🎒 Volatile Market (Naik Turun Gila)

Market geraknya ekstrim, kayak roller coaster.
Naik tinggi, turun tajam dalam waktu singkat.

⚠️ Cocok buat scalper yang doyan tantangan
Tapi butuh manajemen risiko yang kuat, karena bisa bikin jantung deg-degan πŸ˜…

 

πŸ“Š Macam-Macam Bentuk Candlestick

Yuk kita bahas macam-macam bentuk candlestick yang wajib kamu kenal, biar kamu nggak cuma asal klik buy/sell doang πŸ˜„

1. Doji — Si Galau

Doji itu candlestick yang badannya kecil banget, hampir nggak ada.
Artinya? Market lagi bingung — penjual dan pembeli imbang.

🧠 Catatan: Kalau muncul di puncak atau dasar, bisa jadi tanda pembalikan arah.


2. Marubozu — Si Pede

Candlestick panjang banget dan nggak ada ekor (atau cuma pendek).
Kalau hijau: pembeli dominan banget.
Kalau merah: penjual nguasain pasar.

πŸ’‘ Biasanya muncul saat market lagi trending kuat!


3. Hammer — Si Palu Sakti

Badannya kecil, ekor bawah panjang.
Biasanya muncul di bawah, tandanya harga mau balik naik.

πŸ” Ingat ya: hammer = potensi reversal ke atas.


4. Shooting Star — Si Bintang Jatuh

Kebalikan hammer. Badannya kecil, ekor atas panjang.
Biasanya muncul di atas, tanda harga bisa berbalik turun.

🚨 Hati-hati kalau ini muncul di puncak uptrend!


5. Engulfing — Si Penelan

Ada dua candle: candle kedua "menelan" body candle sebelumnya.

  • Bullish engulfing: sinyal naik

  • Bearish engulfing: sinyal turun

πŸ”₯ Ini sering jadi sinyal reversal yang cukup kuat.


6. Spinning Top — Si Goyang Goyang

Badannya kecil, tapi punya ekor atas & bawah.
Artinya? Pasar lagi ragu-ragu, belum yakin mau ke mana.


7. Morning Star & Evening Star — Trio Keren

Formasi 3 candle:

  • Morning Star: tanda harga mau naik (reversal naik)

  • Evening Star: tanda harga mau turun (reversal turun)

✨ Ini cocok banget buat ngasih konfirmasi arah baru.

 




















πŸ“ˆ Apa Itu RSI?

Yuk kenalan sama indikator RSI — si kecil gesit yang bisa bantu kamu tahu kapan harga “kelelahan”. πŸ˜„ RSI itu singkatan dari Relative Str...